Langsung ke konten utama

Amankah Diet Keto?

Diet Keto kini menjadi bahan perbincangan karena efektif menurunkan berat badan dengan cepat hanya dengan makan lemak saja! Ketahui lebih dalam mengenai diet keto dan pandangan medis tentang keamanannya untuk tubuh.


Belakangan ini, jenis diet makin banyak ragamnya. Salah satunya yang sedang hits dapat menurunkan berat badan secara drastis adalah diet keto. Berbeda dari jenis diet biasanya yang mengurangi jumlah asupan lemak dan gizi seimbang, pelaku diet keto justru diharuskan mengonsumsi lemak dalam jumlah tinggi, rendah protein dan kurang, bahkan tanpa karbohidrat. Selebritis dunia seperti Kim Kardashian pernak membuktikannya.

Namun, apakah diet ini aman untuk dilakukan sendiri? Bisakah diet ini dilakukan dalam jangka waktu panjang, mengingat aturan ketat diet ini yang tak memperbolehkan sumber makanan karbohidrat masuk ke dalam tubuh? Ketahui kebenarannya berikut ini.



Apa Itu Diet Keto?


Diet ini diciptakan oleh Dr. Gianfranco Capello, seorang profesor bedah asal Sapienza University di Roma, Italia.  Hal ini berdasarkan proses dalam tubuh bernama ketosis, di mana tubuh saat kehabisan karbohidrat, maka hati akan mengubah lemak menjadi asam lemak dan keton yang dapat digunakan sebagai energi. Di sinilah, keton akan menggantikan karbohidrat sebagai sumber utama energi, yang artinya tubuh akan menggunakan dan membakar lemak.

Dalam penelitiannya, lebih dari 19.000 pelaku diet ini mengalami penurunan berat badan siginifikan dengan efek samping minim. Pasien yang melakukan diet keto rata-rata kehilangan 10,2 kilogram setelah 2,5 siklus diet. Caplello menyimpulkan, diet tersebut merupakan cara tersukses bagi penderita obesitas untuk menurunkan berat badan dan hanya sedikit merasakan efek samping seperti gampang capek.



Apa yang Dikonsumsi?


Agar tubuh dapat melakukan ketosis, 80-90 persen kalori haruslah berasal dari lemak,dan sisanya didapatkan dari kombinasi protein dan karbohidrat. Konsumsi karbohidrat dibatasi antara 10-35 gram per harinya, kira-kira sebanyak satu buah apel, segelas susu, atau selembar roti. Tapi faktanya, seseorang tidak mungkin akan makan apel maupun susu, serta jenis karbohidrat lainnya jika ingin tubuhnya melakukan proses ketosis menurut Susan Kleiner, Ph.D., R.D., author Power Eating dan konsultan nutrisi atlet olahraga untuk NFL, NBA, dan Olimpiade.

Makanan yang bisa dikonsumsi untuk diet keto adalah daging berlemak tinggi seperti daging sapi, hot dogs, bacon, dan lain sebagainya. Kemudian, jenis minyak hewani dan nabati, serta kacang-kacangan. Mengonsumsi keju lemak tinggi juga disarankan untuk diet tipe ini. Pelaku diet keto juga diperbolehkan mengonsumsi buah dan sayur dalam jumlah cukup, tidak banyak. Sebab, sayur dan buah bukan menu utama diet tersebut.



Bisakah Menurunkan Berat Badan?

Beberapa penelitian menunjukkan, proses ketosis dapat menurunkan berat badan karena lemak tubuh akan terbakar menjadi energi. Tetapi, studi lain juga menunjukkan, diet ini dapat bekerja karena tubuh dapat mengurangi keinginan untu mengonsumsi karbohidrat.

Ditambah lagi, dengan mengurangi karbohidrat, termasuk makanan sayur dan buah, jumlah air dalam tubuh akan berkurang dengan cepat. FYI, karbohidrat dapat menahan air dalam tubuh tiga kali lebih banyak. Jadi, ketika tubuh berusaha mengurangi karbohidrat, tubuh juga akan mengurangi air. Saat itu juga, berat badan dapat berkurang.



Is It SAFE?

Sebagian mengatakan bahwa diet keto masih aman dilakukan meski terdapat efek samping. Namun, toleransi terhadap efek samping juga akan dirasakan berbeda-beda pada setiap orang. Ada jug ayang mengatakan, diet keto hanya dilakukan dalam jangka pendek.

    " Kebanyakan orang dapat mentoleransi ketosis, tapi kebanyakan orang mungkin tidak akan bisa melakukan diet ketogenik yang sungguhnya karena efek sampingnya, " jelas Tracy A. Siegfried, M.D., medical director dari The N.E.W. Program,  bariatric and metabolic weight-loss center berbasis di California.

 Efek samping yang sering dirasakan pelaku diet keto diantaranya adalah letih, kecapekan, napas menjadi berat. Tubuh juga akan sulit untuk melakukan kegiatan berintensitas tinggi, Ketika tubuh kehilangan lemak pertama kalinya, tanpa karbohidrat, metabolisme akan melemah dan sesungguhnya akan rusak secara permanen. Kerja tiroid akan melemah seiring kehabisan energi.

Jika terlalu lama menerapkan ketosis, metabolisme tubuh akan sangat sulit untuk kembali seperti semula. Sayangnya, hingga saat ini tidak ada jangka waktu yang tepat untuk melakukan diet ini, sehingga aman tidaknya, tergantung pada kemampuan tiap individu.

Menurut Siegfried, beberapa komunitas medis menganggap ketosis yang berkelanjutan akan membuat liver stress dan menyebabkan kerusakan jaringan pada otot. Komplikasi lainnya, seperti konstipasi, hipoglikemia, kekurangan vitamin, batu ginjal, masalah keseimbangan, hilangnya kepadatan tulang, sakit kepala, menstruasi yang tidak teratur dan dehidrasi akan terjadi jika terus dilanjutkan. Ditambah lagi, mengonsumsi lemak jenuh atau terlalu banyak mengonsumsi lemak sehat dapat menyebabkan kolestrol dan tekanan darah tinggi.

Sama halnya menurut Francine Blinten, R.D., nutrisionis klinis  dan konsultan kesehatan masyarakat di Old Greenwich, Connecticut, yang mengatakan diet keto perlu pengawasan klinis dan hanya dapat dilakukan dalam waktu singkat. Untuk kasus tertentu, diet keto dapat membantu mengecilkan tumor dan mengurangi kejang pada penderita epilepsi. Namun, untuk alasan kecantikan, diet keto sangat tidak dianjurkan dan dapat membahayakan bagi penderita ginjal maupun liver.

Alternatif lain untuk diet adalah dengan mengkonsumsi Agarpac, solusi minuman berserat..anda bisa mendapatkan infornya di http://myagarpac.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menu Makanan Diet keto

Diet ketogenic merupakan pengaturan pola makan yang tinggi lemak, namun rendah asupan karbohidratnya. Ahli gizi lulusan University of Sydney, Leona Victoria, mengungkapkan beberapa menu yang dapat dikonsumsi bagi mereka yang ingin menjalankan diet ketogenic. Ia menjelaskan, menu ketogenic biasanya memfokuskan pada makanan tinggi lemak seperti, alpukat, santan, kelapa, telur, keju, krim, kulit binatang (ceker, kerupuk kulit dan lainya), serta, sumber-sumber hewani. Sedangkan di tahap awal, makanan seperti sayuran dihindari. Dalam diet ini jumlah karbohidratnya mencapai 10-15 gram per hari. Jadi sangat sedikit, namun tetap ada kandungan karbonya. Ia mengatakan, untuk makanan tinggi lemak biasanya cukup banyak. Apabila mengonsumsi makanan tinggi lemak dan protein, memang biasanya juga tidak gampang merasa lapar. Sehingga terkesan porsinya banyak lemaknya, padahal jika dibandingkan makanan biasa akan lebih rendah kalorinya. Victoria mengungkapkan, tidak bisa ada batasan untuk makan

Tren Diet Keto di Indonesia

Berdiet seakan menjadi kebiasaan yang tak lekang oleh waktu. Dari waktu ke waktu pria dan wanita menjalani diet demi berbagai alasan. Metode diet pun terus berkembang. Salah satu yang sedang populer adalah diet keto atau diet ketogenic. Apa sebenarnya diet ketogenic? Ahli gizi lulusan University of Sydney, Leona Victoria, mengatakan diet keto adalah diet tinggi lemak dan sangat rendah akan karbohidrat. "Diet ketogenic itu tinggi lemak tapi rendah karbo. Sebagai tren, sepertinya baru, ya mungkin 3-4 tahun terakhir booming, tapi sebagai terapi untuk orang yang epilepsi sudah lama," kata Victoria kepada Republika.co.id. Ia mengatakan, diet keto memang pada awalnya dijalankan oleh orang yang terkena epilepsi. Namun, seiiring berjalannya waktu, diet ini digunakan oleh mereka yang ingin menurunkan berat badan. Victoria menjelaskan, kalau dalam ketogenic, tubuh memakai lemak sebagai bahan bakar utama. Sebelumnya tubuh yang bergantung pada karbohidrat, berganti jadi pada lema

Diet Tinggi Lemak Beresiko Kanker

Sebuah penelitian terkait obesitas dan diet menyebutkan diet tinggi lemak memiliki kaitan yang mendorong seseorang dapat menderita kanker. Diet tinggi lemak meningkatkann pertumbuhan sel-sel induk yang memungkinkan juga meningkatkan pembetukkan tumor bagi manusia. Penelitian terdahulu menemukan sel-sel induk usus (ISC) merupakan wakil dari populasi yang memungkinkan adanya mutasi menjadi kanker. Sel induk dapat secara efektif membagi diri tapa batas waktu, sehingga menimbulkan pelbagai jenis sel berbeda yang membentuk jaringan dan organ. Untuk meneliti kaitan antara obesitas, diet tinggi lemak, kanker usus besar, peneliti Amerika Serikat melakukan uji coba pada tikus. Tikus tersebut melakukan diet tinggi lemak jangka panjang yang terdiri dari 60 persen lemak. Padahal diet umumnya hanya mencakup 20 hingga 40 persen saja. Dalam jurnal Nature, tikus tersebut tidak hanya mengalami kenaikan berat badan yang signifikasn tapi juga ada perbedaan dalam usus. Peningkatan signifikan terjadi